Langsung ke konten utama

Kisah Seseorang yang tengah menghadapi gamang dalam pikirannya

 

 Ada seorang pria yang namanya tak kusebutkan, dia selalu bertekun diri dengan mengatakan bahwa dia orang yang ingin selalu jujur agar tidak hidup dalam kebohongan. Tetapi dia mempunyai keraguan dalam dirinya yaitu, ia selalu berbuat dosa, menyesal lalu bertaubat lagi, terus mungkin sampai pohon mati.

Dia selalu mengikuti apa kata hatinya, apa yang ia mau dll. Meski dia tau tapi dia kadang tidak bisa mengkontrol hasrat nafsunya. Dia tidak pernah ingkar janji meskipun jika ia berhalangan ia selalu bimbang dan khawatir dan kerap kali memberi tau pada orang itu dengan perasaan tidak enak diri.

Suatu hari dia menuruti apa kata hatinya dan pikirannya, yaitu dia kesal dengan aturan atau penjadwallan lalu dia protes dan mengkritik namun jalannya yang bisa dibilang menyakiti hati orang lain. Banyak orang merasa diremehkan, tersakiti dll. Tetapi ia tidak peduli meski di dalam hatinya ia merasa tidak enak, pada saat itu ia berbohong pada dirinya.

Dia selalu berpikir apa yang dia inginkan selama hidup, dia terus mendaki entah mau sampai kemana. Pada akhirnya ia berpikir bagaimana kalau aku fokus terhadap agama, namun sayang hal itu tak kunjung lama ia melakukan dosa lagi dan lagi taubat lagi dan lagi.

Dia selalu sadar bahwa apa yang dia lakukan itu harus dipertanggung jawabkan maupun di dunia atau akhirat. Pada suatu hari ia merasa kesal dengan pertemanan seseorang, ia asal merendahkan pertemanan mereka tanpa pikir panjang, dan tanpa mengetahui apa yang dia mau. Dia hanya mengatakan dia hanya ingin melihat pertemanan mereka tentram selalu, meski itu tidak terjadi dan tidak direspon sebuah kata maaf darinya. Dia putus asa dan takkan mengulang kesalahannya. Dia melihat itu semua, mereflesikan dirinya melalui cerita, filosofi dll, lalu dia berpikir lagi sejenak dan mengatakan “Untuk Apa?”  

Dia semakin pesimis terhadap kehidupan selanjutnya yang akan datang. Dia selalu berangan-angan yang memang hanyalah mimpi belaka, dia selalu sadar akan kesalahannya dan kadang mengetahui apa yang dia inginkan. Yang dia inginkan adalah hidup layaknya didalam sebuah cerita novel yang begitu mengelegar dan menyenangkan, dia sangat mendambakan hal itu namun apa daya dia hanyalah karakter sampingan dalam cerita orang lain.

Dia selalu merasa hancur, rapuh, depresi, anhedonia karena kehidupan yang selalu menerima fakta namun dia sendiri tidak mempedulikan hal itu dalam pikiran bukan dalam hatinya. Hatinya itu sangat amat Peduli terhadap orang lain, meski kadang dia menjadi seorang yang naive namun rasa optimisnya yang selalu datang ketika rasa peduli itu datang.

Itulah kisah dari seorang pria yang hidup di tengah menolak kepalsuan, namun akhirnya dia tetap hidup dalam kepalsuan. Dia hanya tidak tau apa yang dia inginkan.

Written by Muhammad Faris Al-Azhar                
In June 1 2024 At the time 11:45 PM
Song that make me think : Feast – Konsekuens,
                                            Hindia  - Pesisir,
                                            Hindia – Untuk Apa?.
                                            Frederic Chopin – Etudes, Op. 25 : No. 11 in A Minor,
                                            Liszt/Paganini – La Campanella.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuharap Bisa Lebih Lama Lagi

        Cerpen Romance kedua yang pernah kutulis dalam hidupku, dan mungkin ini adalah cerpen yang bagus dari segi cerita menurutku dan paling puas ku buat       Dunia ini terlalu luas untuk kutelusuri, masih banyak hal yang tersembunyi yang belum kuketahui. Dunia ini sungguh merepotkan, namun aku menyukainya meski dengan segala hal yang tidak mengenakan sekalipun. Alam-alam yang diciptakan ilahi, teori heliosentris yang menakjubkan, sungguh mulia dan indah. Itulah mengapa aku tidak keberatan meski dunia itu sangat merepotkan.        Aku adalah seorang pelajar biasa, namun aku mempunyai sedikit perbedaan saja diantara yang lain. Aku dengan tinggiku, sifat dan kelakuanku menurutku sama sekali tidak masuk akal. Laki-laki tinggi biasanya digambarkan populer, atletik, periang dan lain sebagainya. Aku adalah kebalikannya. Aku hanya seorang pecundang sekolah, kutu buku, bermain permainan musik bergenre rhythm aku bisa dibilang ahli dalam ...

幼なじみ

Cerpen Romansa yang pertama kutulis dan aku sedikit kurang puas dengan ini.          Aku adalah seorang pemalu dan pendiam, orang-orang memanggilku aneh karena aku tidak berinteraksi layaknya orang biasa dan juga tampangku yang seperti kutu buku. Aku memang menyukai buku dan aku suka membaca, bukan berarti itu menjadikan ku seorang kutu buku. Aku selalu iri terhadap orang lain yang memiliki teman dan hidup tenang.         Namaku Junia Miko, dan saat itu aku masih berumur 7 tahun, aku masih SD. Aku tinggal di Jakarta bersama orang tuaku. Hobiku adalah membaca buku dan menggambar aku juga lumayan suka mengamati sesuatu           Suatu hari aku bertemu seorang laki-laki yang baik dan berkacamata sepertiku, tapi mungkin dia adalah kebalikannya dari sifatku yang introvert . Dia begitu cerah seperti alumunium diarahkan ke sinar matahari. Aku bertemu dengannya saat didepan gerbang sekolah dimana a...

Entah Kemana Aku Pergi

Puisi pertama yang pernah kutulis dalam hidupku. Puisi ini mengenai seseorang yang sedang mencari jalan keluar dari kehampaan, tak ada harapan maupun cita-cita. Puisi ini menggambarkan nalar seseorang yang tersesat dalam ketidak pastian, namun dia mencoba mencari jalan dan akhirnya menemukan jawaban yang tengah dia cari. Berjalan mengarungi jalan sepi yang kulalui Entah apa yang akan menungguku di ujung sana Masa seakan terhenti seiring ku mengurai yang  ada disana Entah kemana aku pergi Setiap langkah yang kulalui terdengar begitu nyaring Detik-Detik yang kulalui terdengar gema yang tak begitu ku mengerti Gagasan-Gagasan dalam benakku yang begitu miring Entah kemana jalan ini membawaku pergi Merasakan sebuah desir yang akan menyapaku di ujung sana Berjalan mendekati desiran yang seakan membawaku pergi Ujung yang tertutup hanya sunyi yang ada Kehilangan arah bak ruangan yang kehilangan isi Riuh menggema dalam pikiranku Bisikan semesta menyentuh nalarku Langkahku membalik ...