Ada seorang pria yang namanya tak kusebutkan,
dia selalu bertekun diri dengan mengatakan bahwa dia orang yang ingin selalu
jujur agar tidak hidup dalam kebohongan. Tetapi dia mempunyai keraguan dalam
dirinya yaitu, ia selalu berbuat dosa, menyesal lalu bertaubat lagi, terus
mungkin sampai pohon mati.
Dia selalu
mengikuti apa kata hatinya, apa yang ia mau dll. Meski dia tau tapi dia kadang
tidak bisa mengkontrol hasrat nafsunya. Dia tidak pernah ingkar janji meskipun
jika ia berhalangan ia selalu bimbang dan khawatir dan kerap kali memberi tau
pada orang itu dengan perasaan tidak enak diri.
Suatu hari dia
menuruti apa kata hatinya dan pikirannya, yaitu dia kesal dengan aturan atau
penjadwallan lalu dia protes dan mengkritik namun jalannya yang bisa dibilang
menyakiti hati orang lain. Banyak orang merasa diremehkan, tersakiti dll.
Tetapi ia tidak peduli meski di dalam hatinya ia merasa tidak enak, pada saat
itu ia berbohong pada dirinya.
Dia selalu
berpikir apa yang dia inginkan selama hidup, dia terus mendaki entah mau sampai
kemana. Pada akhirnya ia berpikir bagaimana kalau aku fokus terhadap agama,
namun sayang hal itu tak kunjung lama ia melakukan dosa lagi dan lagi taubat
lagi dan lagi.
Dia selalu sadar
bahwa apa yang dia lakukan itu harus dipertanggung jawabkan maupun di dunia
atau akhirat. Pada suatu hari ia merasa kesal dengan pertemanan seseorang, ia
asal merendahkan pertemanan mereka tanpa pikir panjang, dan tanpa mengetahui
apa yang dia mau. Dia hanya mengatakan dia hanya ingin melihat pertemanan
mereka tentram selalu, meski itu tidak terjadi dan tidak direspon sebuah kata
maaf darinya. Dia putus asa dan takkan mengulang kesalahannya. Dia melihat itu
semua, mereflesikan dirinya melalui cerita, filosofi dll, lalu dia berpikir
lagi sejenak dan mengatakan “Untuk Apa?”
Dia semakin
pesimis terhadap kehidupan selanjutnya yang akan datang. Dia selalu
berangan-angan yang memang hanyalah mimpi belaka, dia selalu sadar akan
kesalahannya dan kadang mengetahui apa yang dia inginkan. Yang dia inginkan
adalah hidup layaknya didalam sebuah cerita novel yang begitu mengelegar dan
menyenangkan, dia sangat mendambakan hal itu namun apa daya dia hanyalah
karakter sampingan dalam cerita orang lain.
Dia selalu merasa
hancur, rapuh, depresi, anhedonia karena kehidupan yang selalu menerima fakta
namun dia sendiri tidak mempedulikan hal itu dalam pikiran bukan dalam hatinya.
Hatinya itu sangat amat Peduli terhadap orang lain, meski kadang dia menjadi seorang
yang naive namun rasa optimisnya yang selalu datang ketika rasa peduli itu
datang.
Itulah kisah dari
seorang pria yang hidup di tengah menolak kepalsuan, namun akhirnya dia tetap
hidup dalam kepalsuan. Dia hanya tidak tau apa yang dia inginkan.
Written by Muhammad Faris Al-Azhar
In
June 1 2024 At the time 11:45 PM
Song that make me think : Feast – Konsekuens,
Hindia - Pesisir,
Hindia – Untuk Apa?.
Frederic
Chopin – Etudes, Op. 25 : No. 11 in A Minor,
Liszt/Paganini – La Campanella.
Komentar
Posting Komentar